Thursday, August 11, 2005

The Process... (Part 6 - Pelajaran Keenam)

BAYARLAH DIRI ANDA SENDIRI TERLEBIH DULU!

Sudah sepantasnya Anda memperoleh apa yang Anda usahakan dan upayakan, bisakah kita mencoba untuk menggaji diri kita sendiri terlebih dahulu sebelum melakukan pengeluaran rutin tiap bulannya? Caranya? Tabung saja dulu gaji Anda, cairkan hanya pada saat membutuhkan, dengan demikian Anda bisa melakukan kontrol terhadap aliran keluar uang Anda. Saya pribadi lebih cenderung menyimpan dalam tabungan bank saya daripada saya kantongin, karena selama ini jika di kantong saku celana saya ada uang yang berlebih, apa yang ada dalam benak saya adalah berpikir bagaimana menghabiskannya, untung uang-uang tersebut saya tabung dulu...

Bersambung ke Part 7...

Wednesday, August 10, 2005

The Process... (Part 5 - Pelajaran Kelima)

BEDAKAN ANTARA ASET DAN LIABILITAS!

Nah yang ini yang banyak tidak diketahui banyak orang, termasuk kita...

ASET (bukan ASEP lho!): yang memberikan pemasukan bagi kantong Anda! Sedangkan LIABILITAS: yang selalu menggerogoti kantong Anda hingga kering kerontang. Mungkin kita perlu memilah-milah apa yang kita miliki menjadi dua kategori tersebut, kalau sepeda motor yang kita miliki secara kredit tidak dibayar dengan cash, maka sepeda motor tersebut menjadi LIABILITAS, karena setiap bulan akan menguras dana di kantong kita. Nah sekarang sepeda motor kita gunakan untuk kegiatan apa saja, yang penting halal, dikurangi BBM (yang kian naik), ternyata memberikan masukan dana yang lumayan besar ke kantong kita, maka sepeda motor ini juga menjadi ASET. Dengan demikian sepeda motor kita bisa menjadi ASET bisa juga LIABILITAS kita... Nah mestinya ASET > LIABILITAS, ceritanya begini, kalau sepeda motor tersebut harus dikredit Rp. 750.000,00/bulan, dengan memanfaatkan sepeda motor tersebut, ternyata Anda bisa berpenghasilan Rp. 1.000.000,00/bulan, tentunya Anda menerima sisa kotor Rp. 250.000,00/bulan. Jelas khan?

Tapi Anda masih bekerja keras, bahkan bisa-bisa sangat keras untuk mencapai kondisi sebagaimana saya ceritakan tersebut, bukankah akan lebih nyaman, jika Anda tidak perlu bekerja keras bahkan tidak usah bekerja sama sekali, tetapi Anda tetap menghasilkan Rp. 1.000.000,00? Ya khan... nah itulah KEBEBASAN FINANSIAL!

Menurut Anda, rumah yang Anda beli (baik cash maupun kredit) merupakan ASET atau LIABILITAS? Ya lebih cenderung ke LIABILITAS jika Anda tidak bisa memanfaatkan sebaik-baiknya rumah tersebut, tidak bisa jadi ASET karena sama sekali Anda tidak pernah menerima uang dari rumah Anda, malah setiap tahun diwajibkan membayar pajak, jadilah rumah Anda sebagai LIABILITAS... iya khan? Lain ceritanya kalau dari rumah tersebut Anda bisa memperoleh penghasilan tetap, dikontrakkan, dibuat untuk kos-kosan dan lain sebagainya...

Hati-hatilah dengan godaan gaya hidup konsumtif dan pemborosan uang yang tidak semestinya dikeluarkan. Gaya pamer dan bermewah-mewahan adalah bak orang kehausan minum air laut yang asin. Semakin banyak diminum, semakin kehausan. Untuk melawannya dibutuhkan jiwa yang kuat dan mental yang konsisten serta disiplin yang ketat (sr, 2005)


Bagaimana kita bisa mengumpulkan ASET jika PENGELUARAN kita selalu sama bahkan lebih besar dari PEMASUKAN? Nah itu masalahnya! Saya bekerja mati-matian, uang gaji saya habis, bagaimana mungkin saya bisa menabung, itu pertanyaan yang sangat klasik, saya sering menanyakan hal itu kepada diri saya sendiri. Ternyata kesalahan utamanya ada pada pola hidup saya yang BOROS, pernahkan Anda berpikir untuk membeli sesuatu harus berpikir seribu kali khususnya untuk produk-produk yang mahal, saya yakin Anda akan berpikir lebih dari seribu kali, tapi bagaimana jika produk yang Anda beli sangat-sangat terjangkau dan murah? Tentunya langsung beli saja, apalagi pas ada diskon, nah dari sinilah tingkat BOROS akan semakin meningkat tanpa kita sadari... Kita sering membeli produk-produk yang akhirnya tidak atau jarang kita pakai, cobalah untuk melakukan penghematan, GAJI-lah diri kita sendiri sebelum berbelanja atau membayar tagihan-tagihan..

Kecerdasan mengelola uang secara bijaksana tidak diajarkan di sekolah atau pendidikan yang resmi. Untuk mencari dan mempelajarinya adalah praktek langsung dalam kehidupan sehari-hari, dari hal-hal yang kecil seperti menabung dan pandai berhemat. Selain itu harus disertai dengan tindakan nyata secara konsisten antara teori dan perilaku kehidupan Anda (sr, 2005)


Untuk menjadi sejahtera dan kaya bukan hanya harus memiliki uang dalam jumlah yang banyak sekali, tetapi juga harus memiliki pikiran yang bijaksana dalam mengelola uang. Jadi orang yang sejahtera, kaya dan bijaksana mengelola uang maka harta Anda akan lebih bisa berkembang pesat dari perkiraan Anda (sr, 2005)


Nah, kemudian saya bekerja sambil menabung untuk membangun ASET atau INVESTASI saya, kesalahan saya di waktu lampau adalah saya tidak bisa mengembangkan apa yang saya peroleh dari hasil INVESTASI saya sebelumnya, hanya untuk bersenang-senang saja... Tentu saja untuk kebutuhan keluarga juga donk! Saya harus memperbaiki manajeman INVESTASI saya, kemudian akhirnya saya bersama rekan-rekan (juga istri saya) membangun bisnis sendiri, membuat sebuah CV, dana yang saya keluarkan tidak sedikit, tapi Alloh berkehendak lain, saya dan istri saya ditipu habis-habisan! Ini adalah pelajaran lain yang sangat mahal dan berharga - jangan langsung percaya dengan omongan orang, cek dulu kebenaran atau kejujurannya. Yah baru dapat keuntungan yang sedikit sudah collapse lagi!

Bersambung ke Part 6...

Tuesday, August 09, 2005

The Process... (Part 4 - Pelajaran Ketiga)

BERUSAHALAN DENGAN SEKUAT TENAGA DAN JANGAN MUDAH PUTUS ASA!

Tidak ada di dunia ini seseorang bisa sukses tanpa melakukan sesuatu apapun. Sebesar dan sekeras apapun usaha Anda, jika kemudian Anda mudah putus asa, maka akan tidak akan ada gunanya. Betul tidak?
Untuk mewujudkan cita-cita dalam kehidupan, Anda harus sadar bahwa sejahtera dan kaya itu harus dicapai, diciptakan dan diwujudkan dengan berusaha terus menerus. Selain itu, Anda juga harus berani berpikir dan bermimpi bahwa suatu hari nanti Anda akan menjadi orang yang sejahtera dan kaya raya (sr, 2005)

Jangan sekali-kali Anda punya pikiran hidup sejahtera dan kaya raya tetapi hanya terbatas pada OMONG DOANG tanpa usaha yang nyata. Banyak orang bilang bahwa kegagalan yang terjadi karena mereka hanyalah NATO - No Action Talk Only (sr, 2005)

Menyadari hal ini, saya semakin memahami isi buku-nya Kiyosaki dan saya semakin giat dan bekerja keras untuk menulis buku, ya dengan modal otak, kertas, tinta, CDR (untuk rekam naskah) dan lain-lain, sehingga pada tahun 2004, saya bersyukur ke hadlirat Alloh SWT, saya bisa menerbitkan buku PLC dan tahun 2005 buku Assembler. Saya betul-betul bisa merasakan apa yang saya investasikan telah membuahkan hasil, hanya dengan 'duduk-duduk' saja saya bisa memperoleh keuntungan finansial berlipat-lipat dari modal yang tidak terlalu banyak. Sekarang saya telah menyelesaikan buku ke-6 saya tentang Robotika (mobotsim) dan akan dilanjutkan lagi, Insya Alloh, dengan buku-buku lainnya...

Kemudian saya mencoba memahami kembali buku Rich dad, Poor dad dengan tindakan dan operasional, akhirnya saya menemukan adanya hal yang penting lainnya yang perlu diperhatikan...

Bersambung ke Part 5...

Monday, August 08, 2005

The Process... (Part 3 - Pelajaran Kedua)

UANG BEKERJA UNTUK SAYA (INVESTASI)!!

Pelajari strategi investasi uang sedini mungkin dengan tujuan untuk mengembangkan harta dan kekayaan Anda supaya Anda lebih sejahtera dan lebih makmur (sr, 2005)

Lakukan investasi dengan persiapan yang matang dan akurat sehingga uang yang Anda miliki akan tumbuh menjadi lebih besar yang tidak pernah terbayangkan sebelumnya (sr, 2005)

Buku saya yang pertama, sebagaimana saya ceritakan sebelumnya, merupakan hasil kerja keras saya selama beberapa tahun dalam menekuni sekaligus mengampu mata kuliah yang bersangkutan, tidak sedikit biaya yang saya keluarkan untuk melakukan hal tersebut, tapi Alhamdulillah, saya diberi kesempatan untuk mengembalikan lagi dana-dana saya tersebut dalam bentuk royalti (terima kasih pak Yoseph/bu Wiwik - Graha Ilmu, serta pak Listiyanto/pak Bambang - Gava Media), begitu juga dengan beberapa investasi yang pernah saya lakukan, memberikan pelajaran KEDUA bagi saya, bahwa uang-uang atau dana-dana saya telah bekerja untuk saya untuk menghasilkan uang atau dana yang lebih besar lagi...
Bersambung ke Part 4...

Thursday, August 04, 2005

The Process... (Part 2 - Pelajaran Pertama)

PELAJARAN PERTAMA
BEKERJA UNTUK BELAJAR BUKAN BELAJAR UNTUK BEKERJA!


Pelajaran PERTAMA ini merupakan suatu pengalaman yang tidak terlupakan, cobalah kita renungkan, jika Anda seorang pelajar atau mahasiswa/i, apa pekerjaan utama Anda? Tentu saja ya belajar, bukankah begitu, jadinya belajar untuk belajar, iya khan? Bukankah selama belajar anda juga mendapatkan pelajaran-pelajaran lainnya? Misalnya, pelajaran bekerja dalam satu tim, karena Anda dan rekan-rekan Anda mendapatkan tugas kelompok, pelajaran kejujuran, karena Anda dituntut untuk tidak melakukan kecurangan selama mengikuti ujian dan lain-lain.

Kalau Anda sekarang sebagai seorang pegawai, karyawan, boss atau direktur dan seterusnya, berarti Anda sekarang sudah bekerja, coba renungkan, selama bekerja pelajaran apa saja yang sudah Anda peroleh? Pernah-kah kita ditipu rekan kerja sendiri? Bagaimana rasanya? Sakit bukan? Nah jangan sekali-kali Anda melakukan penipuan jika Anda pernah ditipu dan sakit rasanya. Pernah-kah Anda diberi janji-jani oleh rekan Anda lainnya atau, bahkan, atasan Anda sendiri kemudian mereka melupakannya? Sakit juga khan? Nah jangan sekali-kali Anda senang mengobral janji, karena Anda pernah merasakan bagaimana janji kepada Anda tidak ditepati. Dan masih banyak lagi... Intinya Bekerja Untuk Belajar.

Bersambung ke Part 3

Wednesday, August 03, 2005

The Process... (part 1)

Saya selalu membayangkan betapa enak dan nikmatnya menjadi orang kaya, mau apa saja terserah... Tapi (menurut saya) uang bukanlah segalanya, tetapi uang telah banyak menyesatkan dan menyengsarakan manusia di muka bumi ini. Saya berpikir, bahwa saya tidak mau diperbudak dengan uang, uang harus bekerja untuk saya! Saya ingin bekerja untuk belajar bukan belajar untuk bekerja, bukan sebagaimana sistem pendidikan kita telah mencekoki kita dengan paradigma belajar untuk bekerja itu. Banyak hal yang saya lakukan merupakan proses bekerja tetapi saya mendapatkan pelajaran yang sangat berharga sekali, berikut ini sepenggal cerita saya...

Pada tahun 2002, alhamdulillah, saya bisa menulis dan menerbitkan 3 (tiga) buku sekaligus (tapis, antarmuka dan mikrokontroler) yang merupakan hasil kerja keras saya selama beberapa tahun saat saya mengampu beberapa mata kuliah tersebut. Enam bulan kemudian (2003), saya menerima royalti buku saya yang pertama, perasaan saya mirip ketika saya (pernah) melakukan investasi pada bisnis burung walet (jamannya pak Harto sebagai presiden) kemudian setiap sekian bulan (tepatnya lupa) saya selalu menerima keuntungan bagi hasil dari bisnis tersebut dan alhamdulillah modal saya kembali plus keuntungan-keuntungan sebelum akhirnya bisnis burung walet tersebut collapse!! Maklum jaman Orde Baru...

Kemudian saya melanjutkan dengan investasi lainnya (deposito, usaha bersama dan lain-lain)... ada yang sukses ada juga (tidak sedikit) yang collapse!! Juga coba-coba ikut MLM yang kemudian akhirnya saya (dan mungkin juga upline saya) gagal menjalankannya, hal ini dikarenakan beberapa parameter, kita tidak bisa menyalahkan MLM-nya, kebanyakan kita menjalankan bisnis MLM gagal karena kita kurang atau tidak berusaha untuk mencari prospek, upline yang cuek dengan downline, tindak lanjut dengan pelanggan atau anggota MLM lainnya yang buruk dan lain sebagainya, hal itu bisa dikarenakan tidak atau kurangnya waktu, media komunikasi yang sulit dan lain-lain, yang jelas, mereka yang sukses bisnis MLM (setelah saya mempelajari cerita kesuksesan mereka) selalu berusaha keras dan tidak pernah putus asa...

Alhamdulillah saya yang sebelumnya sangat skeptis dengan bisnis MLM, tapi sekarang ini justru saya terlibat di dalamnya, sebuah Network Marketing (MLM) terbesar di dunia dan group kami (saya dan istri saya) telah mengalami perkembangan yang luar biasa pesatnya hanya dalam waktu yang relatif singkat! Baca BLOG MLM Why Not? dan/atau hubungi saya utk keterangan/informasi lebih lanjut!

Semua yang saya lakukan semuanya itu, intinya hanya satu: MENAMBAH INCOME!

Bersambung di Part 2...

Tuesday, August 02, 2005

The Beginning...

Tiada guru yang bijaksana selain belajar dari kesalahan orang lain. Untuk itu jangan sampai Anda berbuat kesalahan, kegagalan dan kecerobohan seperti yang dilakukan oleh banyak orang (sr, 2005)


Beberapa tahun yang lalu saya membaca buku (Best Seller) karya Robert T Kiyosaki "Rich Dad, Poor Dad" (yang versi untuk remaja "Rich Kid Smart Kid" juga ada), inipun hasil saran dari seorang kolega yang mengatakan bahwa buku ini bagus bahkan (dia bilang) sangat bagus terutama selaras dengan tujuan saya...

Tentu saja saya lihat-lihat dulu, apa memang buku itu bagus, apalagi yang memberikan komentar adalah seorang rekan atau sahabat saya sendiri. Saya coba mampir ke sebuah toko buku di Jogja dan sayang sekali buku tersebut masih dengan rapi terbungkus plastik, tentu saja saya tidak bisa lihat isinya kecuali kover depan dan belakangnya. Baiklah, mumpung ada rejeki, ya saya beli saja...

Tahukah Anda, sebagai seorang MIPA-wan, saya gak langsung paham dengan penjelasan di buku Rich Dad, Poor Dad tersebut, perlu dibaca berulang-ulang agar saya paham, biasanya saya bisa menyelesaikan membaca suatu buku dalam kurun kurang lebih 1-2 bulan, ini sekitar satu tahun saya membaca dan mencoba memahami isi kandungan buku tersebut (tahun 2002-an)...

Bersambung dalam artikel selanjutnya... The Process...

Monday, August 01, 2005

Media Internet untuk Cari Uang...

Tahukah Anda? Bahwa melalui Internet dan/atau website, ada peluang yang bisa membuat Anda bisa memiliki PENGHASILAN hanya dengan menjual INFORMASI?

Perkenalkan dulu, nama saya Agfianto Eko Putra, saya adalah dosen di MIPA tepatnya dosen tetap pada program studi ELINS - Elektronika dan Instrumentasi di salah satu universitas tertua dan terkemuka di Yogyakarta. Kesibukan saya utama adalah mengajar dan mengajar (plus riset), walaupun saya sangat 'enjoy' dengan mengajar ini, tapi, terus terang saja, makin lama makin membosankan, saya lebih senang melakukan eksplorasi dan penelitian, termasuk menulis buku, terutama dalam bidang yang saya tekuni sekarang (elins) dan dalam bidang pemasaran (marketing), aneh khan? Dosen MIPA kok seneng pemasaran. Ya tapi gak papa khan? Sudah sekitar 5 tahun lebih saya belajar pemasaran secara otodidak... Matur nuwun pak Hermawan Kertajaya, pak Robert Kiyosaki, pak Napoleon Hill dan lain-lain atas ide-ide brilyan beliau... Matur nuwun Aa' Gym atas nasehat-nasehatnya...dan Sun Tzu atas strategi perangnya... (strategi perang dan pemasaran).

Saya (dan mungkin juga Anda) ingin terbebas dalam masalah finansial (duwit, uang, fulus, money), saya ingin bekerja tanpa merasa khawatir apakah dibayar atau nggak (soalnya saya seringkali enjoy buanget dengan pekerjaan saya dan saya lupa kalau saya punya masalah finansial, maklum PNS). Saya ingin bisa memutuskan kapan saja saya ingin 'pensiun' tanpa merasa khawatir akan masalah finansial. Saya bisa banyak meluangkan waktu untuk beribadah kepada Alloh Azza wa Jalla, berkumpul bersama keluarga, berkarya di masyarakat kampung dan kampus dan seterusnya... Intinya waktu saya tidak banyak tersita di kantor untuk bekerja, bekerja dan bekerja...

Bersambung dalam artikel selanjutnya... The Beginning